Tabarruk adalah mashdar (asal kata) dari tabarroka, akar kata dari albarokah. Albarokah sendiri berarti: Ziyadatulkhoir al ilahy (tambahan kebaikan dari Tuhan). Lalau diartikan ke bahasa kita mungkin berarti "ngalap barokah" atau mencari keberkahan (mencari kebaikan Tuhan, red). Memang semua tahu bahwa al fail fil haqiqoh hua Allah swt (pelaku sebenarnya adalah Allah), seperti dalam alquran surat al mulk ayat satu:tabarokalladzi biyadihi almulku(maha berkah Allah swt...)
Namun dlm bhs Arab kita mengenal dua arti dari satu lafadz.Arti haqiqat dan arti majaz.Sekarang mari kita telusuri majaz.Mungkin 40% dari bhs manusia terdiri dari majaz(idiom)dan kita menganggap sbg hal yg wajar2 saja.Contoh:kyai Zaid adalah Alim.Kata alim atau pandai pada Zaid itu majaz,sbb yg alim sebenarnya adalah Allah swt dan manusia siapapun orang nya adalah BODOH sekalipun itu mujaddid.Contoh lagi:Nabi saw pemberi petunjuk kpd kita,itu juga majaz dan diakui oleh qur'an sendiri..."wa innaka latahdii ilaa shirotin mustaqiim"(sungguh engkau Muhammad adalah org yg memberi petunjuk kpd jalan lurus),tentu ayat ayat ini tdk ta'arud dg ayat "wallahu alhady ila sawaissabiil" Allah adalah pemberi petunjuk kpd jalan yg lurus.Sebab ayat pertama berma'na majaz dan yg ke dua berma'na haqiqat,pemberi petunjuk sebenarnya adalah ALLAH swt.Sekalipun kita tidak boleh menuduh orang sbg MUSYRIK lantaran ia berucap Nabi saw adalah pemberi petunjuk,sbb qur'an sendiri menyatakan demikian spt yg diatas.
DI MANAKAH BAROKAH..?
Kita tahu Allah swt maha pemberi barokah,kalau kata albarokah kita artikan alkhoirulkatsiir(kebaikan yg banyak)spt apa yg terdapat di berbagai kamus Arab,maka sudah tentu letak barokah itu terdapat di Makhluq Allah swt,sekalipun asalnya tentu dari Allah swt yg maha memberkati.Dan adanya barokah itu pada makhluq Allah swt tdk DIPUNGKIRI Alqur'an,Allah swt berfirman;Alladzi baarokna haulahu..(al isro' ayat 1)yg kami barokahi sekelilingnya.Tentu tidak MUSYRIK bukan..?Kalau ada org bermukim di Makkah atau Palestina dg tujuan tabarruk dg tanah yg diberkati Allah swt.Dalam ayat lain Allah swt berfirman: inna anzalnaahu fi lailatin mubarokah(addukhon ayat 3)kami turunkan alqur'an pada malam yg penuh barokah.Tentu sangat bodoh kalau kita menganggap bid'ah kpd orang yg tabarruk atau mencari keberkahan malam Ramadhan atu lailatulqadr dg beribadah,bermunajat,tadarus dan lain2.
Fiman Allah yg lain:....Min Syajarotin mubarokatin...(annur 35)dari pohon yg diberkahi.Maka kita tahu pohon Zaitun menjadi barokah krn Allah swt.
Alhasil ma'na barokah itu banyak,dan dapat diartikan berbeda2 sesuai maqamnya yg pantas.Lafadz barokah bagi makhluq Allah swt dalam teks2 hadits sangat banyak kita jumpai.Misalkan ada sebuah hadits Shohih masyhur: inna filghonami la barokatan(sungguh dlm kambing trdpt barokah)maka jgn sekali2 kita mengkafirkan org islam yg memelihara kambing krn mencari keberkahan usahanya (tabarruk)karena menjalankan dan percaya kpd petunjuk Nabi saw,kecuali org yg dungu saja yg beranggapan spt itu....
Begitulah, kalau kita telusuri lafadz barokah dari teks2 qur'an dan hadits banyak terdapat pada "dzat"atau materi yg mempunyai keutamaan,seperti makanan,minuman,tempat,harta,anak2 sesuai yg terdapat dalam sebuah do'a yg ma'tsur:Allahumma barik fi maalihi wa aulaadihi wa umrihi (ya Allah berkatilah pada Hartanya,anak2nya dan umurnya).
Kalau kt cermati di kitab2 hadits apalagi bab al ath'imah beragam lafadz barokah dapat kt temukan baik secara eksplsit maupun implisit.Tentunya ada perbedaan yg jelas atara barokah Allah swt sang Khaliq dg barokah yg ada pada makhluqNya.Sebab barokah sang Kholiq bersifat "dzaty" ya'ni ada dg sendirinya,sedangkan pada Makhluq bersifat a'rodhy atau musta'aar(diadakan atau pinjaman).
TRADISI(sunnah)TABARRUK pada SALAFUSSHOLIH...
Tentu sebagai kaum Ahlussunnah waljama'ah kita masyarakat pesantren,tidak mau melakukan perbuatan yg dilarang ajaran Agama,maka dalam berbagai hal kita mesti menteladani al-salaf al-shalih ya'ni para Shahabat,ulama dari kalangan Tabi'ien,aimmatul Madzahib dan murid2 mereka.Supaya jangan terjebak di lingkaran "bid'ah munkaroh" atau bid'ah qobihah.
Contoh bertabarruk:
1-bertabarruk dg rambut RosuliLLAH saw:
dari utsman bin Abdillah bin Mauhib dia berkata;kelurga menyuruhku untuk mengambil wadah air ke Ummu Salamah ra,maka dia datang dg membawa semangkuk perak berisi rambut Rosulillah saw,dan adalah jika ada seseorang terkena penyakit ain atau suatu penyakit diberikannya wadah air tadi(untuk minum),kemudian aku melihat wadah tsb terdapat beberapa rambut merah(hr.al Bukhory,kitab allibas).2.Tabarruk dg keringat Nabi saw:
suatu hari Nabi saw masuk ke rumah kami dan beliau tidur siang,kemudian ibuku(umu sulem)datang dg membawa botol dan mewadahi keringatnya dg botol tsb,lalu Nabi saw terbangun dan Nabi berkata:sedang apa hai Ummu Sulem,dia menjawab;ini keringatmu mau kami campurkan dg minyak wangi.Ternyata minyak wangi tsb terwangi dr yg lainya(hr.Muslim)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar