Kata Imam al Qurthubi Yang Mengatakan Allah Bertempat Hanya Kaum Jahil Yang Mujassimah
Para ulama Islam tak bosan-bosannya mengingatkan kita terhadap bahaya keyakinan bahwa Allah itu bertempat… dan tempatnya itu di atas langit sana… Akidah yang mengatakan bahwa tempat Allah SWT berada di atas tempat hamha-hamba-Nya!
Kini al Qurthubi berkomentar bahwa akidah itu hanya akidah yang telah masuk dan nyusup ke akal pikiran kaum jahil yang terjebak konsep sesat posturisasi Allah (tajsîm).
Dengarkan komentar beliau!
.
“Sifat al ‘Aliy/Yang Maha Tinggi dalam ayat di atas (ayat Kursi) yang dimaksud adalah ketinggian kehormatan dan kedudukan bukan ketinggian tempat! Sebab Allah Maha suci dari bertempat di sebuah sudut/sisi. Ath Thabari mengisahkan dari satu kaum bahwa mereka berkata: “Dia Allah Maha Tinggi atas hamba ciptaan-Nya dengan ketinggian tempat-Nya dari tempat makhluk-Nya.” Ibnu Athiyah berkata: “Ini adalah pendapat kaum Jahalah/bodoh yang Mujassimîn/meyakini Allah berjism. Mestinya tidak perlu dihikayatkan.”
Abu Salafy:
Setelah ketarangan para ulama, masihkah kita maragukan penyimpangan akidah yang mengatakan Allah itu bertempat dengan memahami secara awam ayat-ayat tertentu yang mutasyâbihât yang memang biasa kaum penyesat dan juga yang disesatkan berkubang di dalamnya?!
Para ulama Islam tak bosan-bosannya mengingatkan kita terhadap bahaya keyakinan bahwa Allah itu bertempat… dan tempatnya itu di atas langit sana… Akidah yang mengatakan bahwa tempat Allah SWT berada di atas tempat hamha-hamba-Nya!
Kini al Qurthubi berkomentar bahwa akidah itu hanya akidah yang telah masuk dan nyusup ke akal pikiran kaum jahil yang terjebak konsep sesat posturisasi Allah (tajsîm).
Dengarkan komentar beliau!
.
“Sifat al ‘Aliy/Yang Maha Tinggi dalam ayat di atas (ayat Kursi) yang dimaksud adalah ketinggian kehormatan dan kedudukan bukan ketinggian tempat! Sebab Allah Maha suci dari bertempat di sebuah sudut/sisi. Ath Thabari mengisahkan dari satu kaum bahwa mereka berkata: “Dia Allah Maha Tinggi atas hamba ciptaan-Nya dengan ketinggian tempat-Nya dari tempat makhluk-Nya.” Ibnu Athiyah berkata: “Ini adalah pendapat kaum Jahalah/bodoh yang Mujassimîn/meyakini Allah berjism. Mestinya tidak perlu dihikayatkan.”
Abu Salafy:
Setelah ketarangan para ulama, masihkah kita maragukan penyimpangan akidah yang mengatakan Allah itu bertempat dengan memahami secara awam ayat-ayat tertentu yang mutasyâbihât yang memang biasa kaum penyesat dan juga yang disesatkan berkubang di dalamnya?!
seeeettt
BalasHapus