Oleh: SantriBuntet
Tidak perlu dikupas sebenarnya masalah berteman dengan orang-orang sholeh ini. Tapi mohon tidak apriori dulu. Ada kok sisi menarik dari masalah pertemanan ini. Contohnya, hasil dari pertemanan ini akan berdampak hingga ke akherat. Di sana di alam ruh, perkumpulan seperti di dunia ini akan terbawa kesana. Karena kehidupan di alam sana, konon menurut ulama mirip dengan di dunia. Ah sing bener sih..
Tulisan ini hendak menanggapi tulisan menarik tentang misteri atau fenomena ziarah di Makam Gajah Ngambung Buntet Pesantren, maka saya ingin berdiskusi masalah ini. Namun terbatas pada persoalan betapa pentingnya kita bergaul dengan orang-orang sholeh. Hingga kepada ziarah sebenarnya tidak jauh dari aplikasi pertemanan yang terus dirawat hatta ke alam arwah.
Untuk membahas masalah pertemanan hingga kepada ziarah kepada orang-orang sholeh ini ada baiknya mari kita dengarkan lantunan ayat suci Al quran yang pernah dikumandangkan oleh Kang Hadits, Cucu KH. Akyas Abdul Jamil.
Artinya: "Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah kalian berada bersama orang-orang shadiqin."(At Taubah: 119)
Berdekatan dengan orang-orang sholeh, orang alim, orang shadiqin merupakan anjuran Allah secara langsung, seperti tersebut dalam ayat di atas. Di dalam kitab Khozinatul Asroor pengarang mengutip hadits Rasul saw tentang keharusan kita untuk selalu berada bersama Allah namun jika tidak bisa, hendaklah selalu berdekatan dengan orang-orang sholeh karena dengan berdekatan bersama mereka akan sampai kepada Allah. Adapun kutipan naskahnya sebagai berikut:
كُنْ مَعَ اللهِ وَإِنْ لَمْ تَكُنْ فَكُنْ مَعَ مَنْ كَانَ مَعَ اللهِ فَاِنَّهُ يُوْصِلُكَ اِلىَ اللهِ اِنْ كُنْتَ مَعَهُ.وَفىِ حَدِيْثٍ آخَرْ اَلشَّيْخُ فِى قَوْمِهِ كَالنَّبِيِّ فِى أُمَّتِهِ. كَذَا فِى عَوَارِفِ الْمَعَارِفِ وَفىِ رُوْحِ الْبَيَانِ.
Artinya: Rasulullah saw bersabda: "Hendaklah engkau selalu bersama Allah. Jika tidak bisa, berusahalah selalu bersama orang-orang yang dekat dengan Allah. Sebab dengan memiliki orang itu, niscaya engkaupun akan sampai kepada Allah selagi engkau bersamanya. " dalam nasehat lain Rasul saw bersabda: "Syaikh (guru/orang alim lagi sholeh) diibaratkan nabi bagi kaumnya." Keterangan ini tersebut pula dalam kitab "Awariful Ma'aarif" dan kitab "Ruuhul Bayaan."
Sementara itu, dalam Nuzhatul Majaalis pengarang kitab menulis sebagai berikut:
وَفِىْ كِتَابِ اْلأَبْرَارِ عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ اِسْتَكْثَرُوْا مِنَ اْلاِخْوَانِ فَاِنَّ اللهَ تََعَالىَحَيٌّ كَرِيْمٌ يَسْتَحْيِىْ مِنْ عِبَادِهِ أَنْ يُعَذِّبَهُ بَيْنَ اِخْوَانِه يَوْمَ الْقِيَامَةِ.
Artinya: Tersebut di dalam kitab Al Abraar, Rasulullah saw bersabda: "Perbanyaklah engkau berteman karena sesugguhnya Allah swt Maha Hidup lagi Mulia. Pada hari kiamat Allah swt malu untuk menyiksa hambanya selagi ia bersama dengan teman-temannya."
Dalam pengertian lain, dapat dikatakan bahwa selagi kita bersama dengan orang-orang alim lagi sholeh yang hidupnya selalu dekat dengan Allah, niscaya jika orang yang berteman dengan dengan orang tersebut, menurut Hadits tersebut Allah malu untuk menyiksanya karena melihat hamba yang sholeh itu.
Terdapat dalam kiab Tadzkirah Al Qurthubi;
وَكَانَ وَهَبْ بِنْ مُنَبِّهْ رَضِىَ اللهُ عَنْهُ يَقُوْلُ: اِنَّ اللهَ دَارٌ فىِ السَّماءِ السَّابِعَةِ يُقَالُ لَهَا الْبَيْضَاءُ تَجْتَمِعُ فِيْهَا أَرْوَاحُ الْمُؤْمِنِيْنَ فَاِذَامَاتَ الْمَيِّتُ مِنْ أَهْلِ الدُّنْيَا تَلَقّّتْهُ اْلأَرْوَاحُ وَيَسْأَلُوْنَهُ عَنْ أَخْبَار الدُّنْيَا كَمَا يَسْأَلُ
الْغَائِبُ أََهْلَهُ إِذًا قَدِمَ مِنْ سَفَرِهِ عَلَيْهِمْ.
Artinya: Dari Wahab bin Munabbih ra berkata: "Sesungguhnya Allah swt mempunyai tempat di langit ke tujuh di mana tempat tersebut sebagai tempat berkumpulnya para ruh orang-orang mukmin. Apabila ada salah satu ahli dunia meninggal, para ruh itu akan menemuinya dan menanyakan khabar tentang dunia persis seperti anggota keluarga yang baru datang dari bepergian."
(وَرُوِيَ) اَلْحَكِيْمْ اَلتِّرْمِذِىْ مَرْفُوْعًا "اِنَّ اَعْمَالَكُمْ تُعْرَضُ عَلَى عََشَائِرِكُمْ وَأقَارِبَكُمْ مِنَ الْمَوْتَى فَاِنْ كَانَ خَيْرًا اِسْتَبْشِرُوْا وَاِنْ كَانَ غَيْرَ ذَلِكَ قَالُوْا َاللَّهُمَّ لاَ تَمْتَهِمْ حَتَّى تَهْدِيْهِمْ كَمَا هَدَيْتَنَا.
Artinya:"Diriwayatkan dari Al Hakim dan Imam Turmudzi (marfu) : "Sesunggunya amal-amal kalian akan diperlihatkan kepada kawan-kawan kamu dan kerabatnya yang sudah meninggal. Jika amal-amal tersebut bagus maka bergembiralah mereka. Jika mereka melilhat sebaliknya (amalnya buruk) mereka akan berkata: 'Ya Allah, janganlah Engkau hinakan ia, namun berilah hidayah sebagaimana Engkau telah memberi hidayah kepada kami."
اَلْأَرْوَاحُ جُنُوْدٌ مُجَنَّدَةٌ فَمَا تَعَارَفَ مِنْهَا اِئْْتَلَفَ وَمَا تَنَاكَرَ مِنْهَا اِخْتَلَفَ
Artinya: Rasulullah saw bersabda: "Ruh itu merupakan kumpulan yang terorganisasi, maka jika saling mengenal maka akan bersatu dan berkumpul namun jika tidak saling mengenal maka akan disalahkan."
Dari ungkapan Ayat, hadits dan perkatan para shalafusholih yang diambil dari kitab-kitabnya, dapat disimpulkan bahwa berteman dengan orang-orang sholeh akan membawa keberkahan atau kebaikan. Bukan saja akan nmendatangkan ketentraman hidup dalam ridho Allah di dunia saja melainkan akan terus dibawa mati.
Ruh orang meninggal akan saling mengenal, dan Allah akan mamandang salah satu hambanya bersama siapa dia berteman. Keuntungannya, jika berteman dengan orang-orang yang dekat dengan Allah nisacaya akan selamat gara-gara berteman dengan orang yang dekat dengan Allah.
Sebaliknya Sungguh rugi jika tidak mau berteman dengan orang-orang sholeh. Kerugiannya bukan saja secara lahiriyah namun akan dibawa sampai mati. Sebab Ruh akan dikumpulkan berdasarkan kawan-kawannya ketika di dunia, dari sumber hadits Rasul dalam Kitab Tradzkirah Al Qurthubi jelas mengungkapkan bahwa jika kita tidak mengenal orang yang dekat dengan Allah, maka ketika di akhirat nanti kita akan dtinggalkannya dan akan bergabung dengan teman-teman akrab ketika kita ada di dunia.
Singkatnya para peziarah seperti yang rutin dilakukan oleh teman teman KH. Najmuddin Muzayyin ke Walisongon tiga hari yang lalu adalah bukti ingin dekat selalu dengan para ulama itu. Karena dari bukti-bukti tulisan ulama, bahwa ruh itu terorganisasi di alamnya, maka bisa jadi harapan kita yang cinta berziarah kepada para alim ulama dan orang-sholeh adalah ingin agar kita menjadi bagian mereka. Alangkah indahnya jikananti kita di alam arwah, bersatu dengan para wali karena kuncinya satu menjaga pertemanan dengan mereka.
Wallahu 'alam bimorodih.
Penulis, alumni MANU Buntet Pesantren, muride kyai Buntet Pesantren.
Tidak perlu dikupas sebenarnya masalah berteman dengan orang-orang sholeh ini. Tapi mohon tidak apriori dulu. Ada kok sisi menarik dari masalah pertemanan ini. Contohnya, hasil dari pertemanan ini akan berdampak hingga ke akherat. Di sana di alam ruh, perkumpulan seperti di dunia ini akan terbawa kesana. Karena kehidupan di alam sana, konon menurut ulama mirip dengan di dunia. Ah sing bener sih..
Tulisan ini hendak menanggapi tulisan menarik tentang misteri atau fenomena ziarah di Makam Gajah Ngambung Buntet Pesantren, maka saya ingin berdiskusi masalah ini. Namun terbatas pada persoalan betapa pentingnya kita bergaul dengan orang-orang sholeh. Hingga kepada ziarah sebenarnya tidak jauh dari aplikasi pertemanan yang terus dirawat hatta ke alam arwah.
Untuk membahas masalah pertemanan hingga kepada ziarah kepada orang-orang sholeh ini ada baiknya mari kita dengarkan lantunan ayat suci Al quran yang pernah dikumandangkan oleh Kang Hadits, Cucu KH. Akyas Abdul Jamil.
يا أيها الذين امنوا اتقوا الله وكونوا مع الصادقين
Artinya: "Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah kalian berada bersama orang-orang shadiqin."(At Taubah: 119)
Berdekatan dengan orang-orang sholeh, orang alim, orang shadiqin merupakan anjuran Allah secara langsung, seperti tersebut dalam ayat di atas. Di dalam kitab Khozinatul Asroor pengarang mengutip hadits Rasul saw tentang keharusan kita untuk selalu berada bersama Allah namun jika tidak bisa, hendaklah selalu berdekatan dengan orang-orang sholeh karena dengan berdekatan bersama mereka akan sampai kepada Allah. Adapun kutipan naskahnya sebagai berikut:
كُنْ مَعَ اللهِ وَإِنْ لَمْ تَكُنْ فَكُنْ مَعَ مَنْ كَانَ مَعَ اللهِ فَاِنَّهُ يُوْصِلُكَ اِلىَ اللهِ اِنْ كُنْتَ مَعَهُ.وَفىِ حَدِيْثٍ آخَرْ اَلشَّيْخُ فِى قَوْمِهِ كَالنَّبِيِّ فِى أُمَّتِهِ. كَذَا فِى عَوَارِفِ الْمَعَارِفِ وَفىِ رُوْحِ الْبَيَانِ.
Artinya: Rasulullah saw bersabda: "Hendaklah engkau selalu bersama Allah. Jika tidak bisa, berusahalah selalu bersama orang-orang yang dekat dengan Allah. Sebab dengan memiliki orang itu, niscaya engkaupun akan sampai kepada Allah selagi engkau bersamanya. " dalam nasehat lain Rasul saw bersabda: "Syaikh (guru/orang alim lagi sholeh) diibaratkan nabi bagi kaumnya." Keterangan ini tersebut pula dalam kitab "Awariful Ma'aarif" dan kitab "Ruuhul Bayaan."
Sementara itu, dalam Nuzhatul Majaalis pengarang kitab menulis sebagai berikut:
وَفِىْ كِتَابِ اْلأَبْرَارِ عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ اِسْتَكْثَرُوْا مِنَ اْلاِخْوَانِ فَاِنَّ اللهَ تََعَالىَحَيٌّ كَرِيْمٌ يَسْتَحْيِىْ مِنْ عِبَادِهِ أَنْ يُعَذِّبَهُ بَيْنَ اِخْوَانِه يَوْمَ الْقِيَامَةِ.
Artinya: Tersebut di dalam kitab Al Abraar, Rasulullah saw bersabda: "Perbanyaklah engkau berteman karena sesugguhnya Allah swt Maha Hidup lagi Mulia. Pada hari kiamat Allah swt malu untuk menyiksa hambanya selagi ia bersama dengan teman-temannya."
Dalam pengertian lain, dapat dikatakan bahwa selagi kita bersama dengan orang-orang alim lagi sholeh yang hidupnya selalu dekat dengan Allah, niscaya jika orang yang berteman dengan dengan orang tersebut, menurut Hadits tersebut Allah malu untuk menyiksanya karena melihat hamba yang sholeh itu.
Terdapat dalam kiab Tadzkirah Al Qurthubi;
وَكَانَ وَهَبْ بِنْ مُنَبِّهْ رَضِىَ اللهُ عَنْهُ يَقُوْلُ: اِنَّ اللهَ دَارٌ فىِ السَّماءِ السَّابِعَةِ يُقَالُ لَهَا الْبَيْضَاءُ تَجْتَمِعُ فِيْهَا أَرْوَاحُ الْمُؤْمِنِيْنَ فَاِذَامَاتَ الْمَيِّتُ مِنْ أَهْلِ الدُّنْيَا تَلَقّّتْهُ اْلأَرْوَاحُ وَيَسْأَلُوْنَهُ عَنْ أَخْبَار الدُّنْيَا كَمَا يَسْأَلُ
الْغَائِبُ أََهْلَهُ إِذًا قَدِمَ مِنْ سَفَرِهِ عَلَيْهِمْ.
Artinya: Dari Wahab bin Munabbih ra berkata: "Sesungguhnya Allah swt mempunyai tempat di langit ke tujuh di mana tempat tersebut sebagai tempat berkumpulnya para ruh orang-orang mukmin. Apabila ada salah satu ahli dunia meninggal, para ruh itu akan menemuinya dan menanyakan khabar tentang dunia persis seperti anggota keluarga yang baru datang dari bepergian."
(وَرُوِيَ) اَلْحَكِيْمْ اَلتِّرْمِذِىْ مَرْفُوْعًا "اِنَّ اَعْمَالَكُمْ تُعْرَضُ عَلَى عََشَائِرِكُمْ وَأقَارِبَكُمْ مِنَ الْمَوْتَى فَاِنْ كَانَ خَيْرًا اِسْتَبْشِرُوْا وَاِنْ كَانَ غَيْرَ ذَلِكَ قَالُوْا َاللَّهُمَّ لاَ تَمْتَهِمْ حَتَّى تَهْدِيْهِمْ كَمَا هَدَيْتَنَا.
Artinya:"Diriwayatkan dari Al Hakim dan Imam Turmudzi (marfu) : "Sesunggunya amal-amal kalian akan diperlihatkan kepada kawan-kawan kamu dan kerabatnya yang sudah meninggal. Jika amal-amal tersebut bagus maka bergembiralah mereka. Jika mereka melilhat sebaliknya (amalnya buruk) mereka akan berkata: 'Ya Allah, janganlah Engkau hinakan ia, namun berilah hidayah sebagaimana Engkau telah memberi hidayah kepada kami."
اَلْأَرْوَاحُ جُنُوْدٌ مُجَنَّدَةٌ فَمَا تَعَارَفَ مِنْهَا اِئْْتَلَفَ وَمَا تَنَاكَرَ مِنْهَا اِخْتَلَفَ
Artinya: Rasulullah saw bersabda: "Ruh itu merupakan kumpulan yang terorganisasi, maka jika saling mengenal maka akan bersatu dan berkumpul namun jika tidak saling mengenal maka akan disalahkan."
Dari ungkapan Ayat, hadits dan perkatan para shalafusholih yang diambil dari kitab-kitabnya, dapat disimpulkan bahwa berteman dengan orang-orang sholeh akan membawa keberkahan atau kebaikan. Bukan saja akan nmendatangkan ketentraman hidup dalam ridho Allah di dunia saja melainkan akan terus dibawa mati.
Ruh orang meninggal akan saling mengenal, dan Allah akan mamandang salah satu hambanya bersama siapa dia berteman. Keuntungannya, jika berteman dengan orang-orang yang dekat dengan Allah nisacaya akan selamat gara-gara berteman dengan orang yang dekat dengan Allah.
Sebaliknya Sungguh rugi jika tidak mau berteman dengan orang-orang sholeh. Kerugiannya bukan saja secara lahiriyah namun akan dibawa sampai mati. Sebab Ruh akan dikumpulkan berdasarkan kawan-kawannya ketika di dunia, dari sumber hadits Rasul dalam Kitab Tradzkirah Al Qurthubi jelas mengungkapkan bahwa jika kita tidak mengenal orang yang dekat dengan Allah, maka ketika di akhirat nanti kita akan dtinggalkannya dan akan bergabung dengan teman-teman akrab ketika kita ada di dunia.
Singkatnya para peziarah seperti yang rutin dilakukan oleh teman teman KH. Najmuddin Muzayyin ke Walisongon tiga hari yang lalu adalah bukti ingin dekat selalu dengan para ulama itu. Karena dari bukti-bukti tulisan ulama, bahwa ruh itu terorganisasi di alamnya, maka bisa jadi harapan kita yang cinta berziarah kepada para alim ulama dan orang-sholeh adalah ingin agar kita menjadi bagian mereka. Alangkah indahnya jikananti kita di alam arwah, bersatu dengan para wali karena kuncinya satu menjaga pertemanan dengan mereka.
Wallahu 'alam bimorodih.
Penulis, alumni MANU Buntet Pesantren, muride kyai Buntet Pesantren.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar