Senin, 18 April 2011 17:00
Jakarta, NU Online
Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Said Aqil Siroj menjamin bahwa tidak ada warga NU yang terlibat kasus terorisme. "Saya jamin tidak ada satupun warga NU yang jadi teroris. Karena terorisme tidak ada dalam kamus NU," tegas kiai yang akrab disapa Kang Said ini, di Jakarta, 18 April 2011.
Menurut Kang Said, pesantren-pesantren NU mengajarkan Islam ahlussunnah wal jamaah dan jauh dari ajaran radikalisme. "Nahdlatul Ulama selalu mengajarkan Islam yang ramah dan toleran. NU tidak pernah mengajarkan kekerasan," tambah doktor lulusan Ummul Qura Makkah ini.
Kang Said mengingatkan bahwa Islam hadir tidak hanya membawa aqidah dan syariah saja, namun juga membawa akhlak dan peradaban. "Akhlak dan peradaban jauh lebih penting dan inilah ajaran yang dibawa oleh Rasulullah SAW. Laa ikraaha fiddin, tidak ada kekerasan dalam agama. Artinya agama juga tidak didakwahkan dengan cara-cara kekerasan atau radikal," lanjut Kang Said.
"Bagaimana dengan langkah kebudayaan? Pertama-tama mesti dimengerti bahwa fakta sejarah keagamaan nusantara berada pada suatu kontinuum persilangan budaya. Kalau kita mau jujur, wajah keagamaan di Indonesia menemui kematangannya justru karena ia telah bersalin rupa dalam paras nusantara," tambah Kang Said.
Islam, sebagai misal, hadir dan berkembang di Nusantara selama berabad-abad melalui jalur kebudayaan. Islam Nusantara adalah wujud kematangan dan kedewasaan Islam universal. "Secara empiris, ia terbukti bisa bertahan dalam sekian banyak kebudayaan non-Arab. Ia bahkan ikut menciptakan ruang-ruang kebudayaan yang sampai hari ini ikut dihuni oleh mereka yang non-muslim sekalipun," pungkas Kang Said. (bil)
http://www.nu.or.id/page.php
Jakarta, NU Online
Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Said Aqil Siroj menjamin bahwa tidak ada warga NU yang terlibat kasus terorisme. "Saya jamin tidak ada satupun warga NU yang jadi teroris. Karena terorisme tidak ada dalam kamus NU," tegas kiai yang akrab disapa Kang Said ini, di Jakarta, 18 April 2011.
Menurut Kang Said, pesantren-pesantren NU mengajarkan Islam ahlussunnah wal jamaah dan jauh dari ajaran radikalisme. "Nahdlatul Ulama selalu mengajarkan Islam yang ramah dan toleran. NU tidak pernah mengajarkan kekerasan," tambah doktor lulusan Ummul Qura Makkah ini.
Kang Said mengingatkan bahwa Islam hadir tidak hanya membawa aqidah dan syariah saja, namun juga membawa akhlak dan peradaban. "Akhlak dan peradaban jauh lebih penting dan inilah ajaran yang dibawa oleh Rasulullah SAW. Laa ikraaha fiddin, tidak ada kekerasan dalam agama. Artinya agama juga tidak didakwahkan dengan cara-cara kekerasan atau radikal," lanjut Kang Said.
"Bagaimana dengan langkah kebudayaan? Pertama-tama mesti dimengerti bahwa fakta sejarah keagamaan nusantara berada pada suatu kontinuum persilangan budaya. Kalau kita mau jujur, wajah keagamaan di Indonesia menemui kematangannya justru karena ia telah bersalin rupa dalam paras nusantara," tambah Kang Said.
Islam, sebagai misal, hadir dan berkembang di Nusantara selama berabad-abad melalui jalur kebudayaan. Islam Nusantara adalah wujud kematangan dan kedewasaan Islam universal. "Secara empiris, ia terbukti bisa bertahan dalam sekian banyak kebudayaan non-Arab. Ia bahkan ikut menciptakan ruang-ruang kebudayaan yang sampai hari ini ikut dihuni oleh mereka yang non-muslim sekalipun," pungkas Kang Said. (bil)
http://www.nu.or.id/page.php
Tidak ada komentar:
Posting Komentar